Pameran Manuskrip-Jejak Sejarah Syaikhona Kholil Bangkalan

Bangkalan – Lajnah Turost Ilmi Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan bakal menggelar pameran berskala nasional terbesar di Bangkalan, Madura. Pameran ini menyajikan Sejarah dan Turots Syaikhona Kholil Bangkalan. Selain pameran, juga dilaksanakan Pertemuan Filolog Pesantren Nusantara 2021 yang digagas oleh Komunitas Filolog Pesantren di Indonesia.
Pameran dan Pertemuan Filolog Pesantren Nusantara 2021 ini bertema “Jejak Sejarah dan Manuskrip Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan: Eksistensi dan Keberlanjutan untuk Peradaban”.
Kegiatan ini bakal dilaksanakan di kompleks Masjid dan Maqbarah Syaikhona Kholil pada 24-26 November 2021 pukul 08.00-21.00 WIB.
Acara besar ini akan dihadiri Gubernur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa, Bupati Bangkalan, filolog pesantren nusantara, akademisi perguruan tinggi, cendekiawan Islam, sejarawan, komunitas pecinta dan pemerhati manuskrip Indonesia, pegiat manuskrip pesantren di nusantara, dan pesantren tua di Jawa Timur.

Bentuk kegiatan dikemas dalam beberapa acara, antara lain pameran jejak sejarah dan peninggalan turats Syaikhona Kholil Bangkalan, dan pertemuan filolog pesantren nusantara 2021 yang dikemas dengan diskusi kelompok (FGD) dengan kajian mendalam tentang khazanah manuskrip pesantren berkaitan dengan eksistensi dan keberlanjutan untuk peradaban.
Ketua Lajnah Turots Ilmi Syaikhona Kholil, Lora Utsman, mengatakan, ada empat tujuan dari acara ini. Pertama, menumbuhkan minat dan kepedulian pada filologi berbasis turots Islam dan pesantren. Kedua, membangun kesadaran kolektif atas signifikansi peran peradaban Islam dan pesantren di Indonesia baik skala lokal, regional, nasional maupun global.
“Ketiga, menumbuhkan kembali semangat perjuangan para leluhur dalam membumikan dan mendakwahkan Islam di Indonesia. Keempat, menyebarluaskan dan meneladani etos dan metode perjuangan para leluhur dalam membumikan Islam di Indonesia,” jelasnya, Sabtu, 20 Nopember 2021.
Adapun materi kegiatan pameran jejak sejarah dan peninggalan turots Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan adalah sebagai berikut. Pertama, Kondisi Geo Sosial-Budaya-Politik pada Akhir abad 19 dan Awal Abad 20 (kurun tahun 1835-1925). Kedua, Sejarah Syaikhona Muhammad Kholil saat kecil.

Ketiga, Jejak Guru-Guru Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan (periode Madura, Jawa dan Makkah). Keempat, Jejaring Murid Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan di Nusantara. Kelima, Peninggalan Manuskrip (Turats) Syaikhona Muhammad Kholil.
Untuk kegiatan FGD adalah Rencana Tindak Lanjut (RTL) penguatan roadmap penelitian turats/manuskrip pesantren dengan kajian mendalam tentang khazanah manuskrip pesantren terkait eksistensi dan keberlanjutan untuk peradaban.
“Agenda ini diharapkan dapat membangun kesadaran kolektif atas signifikansi peran peradaban Islam dan pesantren di Indonesia, terutama jejak sejarah dan peninggalan turots Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan dan ulama lainnya dalam khazanah Islam di Nusantara,” pungkasnya. (nuo/red)