Budayawan D Zawawi Imron Kenang Gus Dur: Pemain Karambol Politik Tercerdik

Sumenep – Budayawan Nasional asal Sumenep, KH D Zawawi Imron memiliki banyak pengalaman dan kisah tentang sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, tokoh dunia yang sangat ia kagumi.
“Banyak cerita tentang Gus Dur, tapi waktunya tidak cukup hanya sehari,” kata D Zawawi Imron saat memberikan testimoni di acara Haul Gus Dur di Graha KH Abdul Wahab Chasbullah Sumenep, Sabtu, 26 Desember 2020.
Baca juga: Gus Dur dan Imlek di Tahun Politik Tempur
Haul Gus Dur ini digelar dalam rangkaian Pra Rapat Kerja Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Sumenep dan dihadiri seluruh pengurus dan utusan Pimpinan Anak Cabang se Sumenep.
Zawawi Imron mengaku semula tidak menyukai Gus Dur. “Saya termasuk orang yang awalnya tidak suka dengan Gus Dur,” ujar Zawawi Imron mengawali cerita. Gus Dur meninggal 11 tahun lalu, 30 Desember 2009.
Ketidaksukaan Zawawi itu terjadi saat Gus Dur menjabat sebagai ketua Dewan Kesenian Jakarta dan sedang menjadi juri Festival Film. Dalam periode itu ada banyak pernyataan Gus Dur yang ia anggap tidak masuk akal.
“Akhirnya saya ditegur oleh Gus Mus saat menuturkan ketidaksukaan saya kepada Gus Dur.”
Baca juga: Gus Dur dan Gelandangan Politik
Gus Mus, kata Zawawi, memintanya untuk merenungkan pernyataan bersayap Gus Dur secara seksama yang seharusnya dipahami oleh seorang penyair.
“Sampean ini kan penyair, suka kata-kata yang bersayap,” kata penyair berjuluk si Celurit Emas ini menirukan teguran Gus Mus.
Selain itu, Gus Mus mengingatkan Zawawi Imron sebagai budayawan untuk melihat apa yang diperjuangkan Gus Dur, alih-alih apa yang dikatakannya.
Baca juga: Kata Gus Mus, Gubernur Banyak Wirid Tak Baik
Kepada Zawawi Imron, Gus Mus mengingatkan, “Sampean kan budayawan, sampean kalau mendengarkan apa yang disampaikan Gus Dur, sampean tidak akan terima. Tapi renungkanlah apa yang disampaikan Gus Dur dan perhatikanlah yang diperjuangkan.”
Setelah teguran Gus Mus itu, ketidaksukaan Zawawi yang pernah menjadi Wakil Ketua PAC Ansor Batang-Batang pada 1962 terhadap Gus Dur berubah menjadi cinta dan mengagumi hingga sekarang.
Menurut Zawawi Imron, Gus Dur merupakan sosok tokoh cukup komplit yang sangat istimewa. Disukai umat lintas agama. Terbukti, makamnya tak pernah sepi dari para peziarah.
“Gus Dur itu pemain karambol (politik) tercerdik di Indonesia. Sehingga, Pak Harto pun kelimpungan menghadapinya,” pungkasnya.
Ketua PC GP Ansor Sumenep Kiai Qumri Rahman mengatakan peringatan Haul Gus Dur dengan pembacaan tahlil adalah kado sederhana untuk sosok almarhum Gus Dur.
“Kita berdoa bersama, hadiahkan pembacaan tahlil untuk almarhum Gus Dur. Semoga kita mendapat percikan barokah dari beliau,” ujarnya. (ubaid/hay)