Puasa 6 Hari Bulan Syawal: Dalil dan Tata Cara

Sama seperti tahun lalu, Syawal tahun ini terasa beda. Ada sebagian rumah di Surabaya yang tertulis di depan pagar rumah: “Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin. Maaf tidak menerima tamu”.

Ada lagi di status WA: “Untuk mengurangi penularan virus Corona maka pemberian uang unjung-unjung ditiadakan”, dan sebagainya.

Dari pada sekedar di rumah online terus lebih baik dilanjutkan puasa Sunah 6 hari bulan Syawal. Sebulan saja mampu, in syaa Allah 6 hari juga mampu.

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺃَﻳُّﻮﺏَ اﻷَْﻧْﺼَﺎﺭِﻱِّ ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ، ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ: «ﻣَﻦْ ﺻَﺎﻡَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺛُﻢَّ ﺃﺗﺒﻌﻪ ﺳِﺘًّﺎ ﻣِﻦْ ﺷَﻮَّاﻝٍ، ﻛَﺎﻥَ ﻛَﺼِﻴَﺎﻡِ اﻟﺪَّﻫْﺮِ»

Dari Abu Ayyub Al-Anshori bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa bulan Ramadlan kemudian melanjutkan 6 hari puasa bulan Syawal maka seperti (pahala) puasa 1 tahun” (HR Muslim).

Artikel diambil dari: Seputar Puasa 6 Hari Bulan Syawal

1. Maksud Seperti Puasa 1 Tahun

ﻗَﺎﻝَ اﻟْﻌُﻠَﻤَﺎءُ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺫَﻟِﻚَ ﻛَﺼِﻴَﺎﻡِ اﻟﺪَّﻫْﺮِ ﻷَِﻥَّ اﻟْﺤَﺴَﻨَﺔَ ﺑِﻌَﺸْﺮِ ﺃَﻣْﺜَﺎﻟِﻬَﺎ ﻓَﺮَﻣَﻀَﺎﻥُ ﺑِﻌَﺸَﺮَﺓِ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﻭَاﻟﺴِّﺘَّﺔُ ﺑِﺸَﻬْﺮَﻳْﻦِ

Ulama menjelaskan bahwa puasa tersebut seperti puasa 1 tahun sebab 1 kebaikan dilipatgandakan 10 kebaikan. Maka Ramadlan seperti 10 bulan dan 6 hari seperti 2 bulan” (Syarah Muslim, 8/58).

Penjelasan ini menurut Imam Nawawi berdasarkan hadis:

ﻋَﻦْ ﺛَﻮْﺑَﺎﻥَ، ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ: «ﺻِﻴَﺎﻡُ ﺷَﻬْﺮِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺑِﻌَﺸَﺮَﺓِ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﻭَﺻِﻴَﺎﻡُ ﺳِﺘَّﺔِ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﻣِﻦْ ﺷَﻮَّاﻝٍ ﺑﺸﻬﺮﻳﻦ ﻓَﺬَﻟِﻚَ ﺻِﻴَﺎﻡُ ﺳَﻨَﺔٍ»

Dari Tsauban bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Puasa Ramadlan seperti 10 bulan. Dan puasa 6 hari bulan Syawal seperti 2 bulan. Itulah puasa 1 tahun” (HR Nasa’i).

2. Boleh Berurutan atau Dipisah

ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑُﻨَﺎ ﻭَاﻷَْﻓْﻀَﻞُ ﺃَﻥْ ﺗُﺼَﺎﻡَ اﻟﺴِّﺘَّﺔُ ﻣُﺘَﻮَاﻟِﻴَﺔً ﻋَﻘِﺐَ ﻳَﻮْﻡِ اﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻓَﺈِﻥْ ﻓَﺮَّﻗَﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺃَﺧَّﺮَﻫَﺎ ﻋَﻦْ ﺃَﻭَاﺋِﻞِ ﺷَﻮَّاﻝٍ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﻭَاﺧِﺮِﻩِ ﺣَﺼَﻠَﺖْ ﻓَﻀِﻴﻠَﺔُ اﻟْﻤُﺘَﺎﺑَﻌَﺔِ ﻷَِﻧَّﻪُ ﻳَﺼْﺪُﻕُ ﺃَﻧَّﻪُ ﺃَﺗْﺒَﻌَﻪُ ﺳِﺘًّﺎ ﻣِﻦْ ﺷَﻮَّاﻝٍ

Ulama Syafi’iyah berkata: “Yang utama adalah berpuasa 6 hari bulan Syawal secara terus menerus setelah Idul Fitri. Jika 6 hari tersebut dipisah-pisah atau diakhirkan dari hari awal-awal bulan Syawal maka tetap memperoleh pahala tersebut karena masih kategori meneruskan 6 hari bulan Syawal” (Syarah Muslim, 8/58).

3. Qadha’ Puasa Ramadlan bersama Puasa 6 Hari Bulan Syawal

(ﺳُﺌِﻞَ) ﻋَﻦْ ﺷَﺨْﺺٍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺻَﻮْﻡٌ ﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻭَﻗَﻀَﺎءٌ ﻓِﻲ ﺷَﻮَّاﻝٍ ﻫَﻞْ ﻳَﺤْﺼُﻞُ ﻟَﻪُ ﻗَﻀَﺎءُ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻭَﺛَﻮَاﺏُ ﺳِﺘَّﺔِ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﻣِﻦْ ﺷَﻮَّاﻝٍ ﻭَﻫَﻞْ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻧَﻘْﻞٌ؟

Ar-Ramli ditanya tentang seseorang yang punya tanggungan puasa Ramadlan dan diqadla’ (ditunaikan) di bulan Syawal apakah dia mendapatkan pahala qadha’ dan pahala 6 hari bulan Syawal, apakah ada dalilnya?

(ﻓَﺄَﺟَﺎﺏَ) ﺑِﺄَﻧَّﻪُ ﻳَﺤْﺼُﻞُ ﺑﺼﻮﻣﻪ ﻗَﻀَﺎءُ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻭَﺇِﻥْ ﻧَﻮَﻯ ﺑِﻪِ ﻏَﻴْﺮَﻩُ ﻭَﻳَﺤْﺼُﻞُ ﻟَﻪُ ﺛَﻮَاﺏُ ﺳِﺘَّﺔٍ ﻣِﻦْ ﺷَﻮَّاﻝٍ ﻭَﻗَﺪْ ﺫَﻛَﺮَ اﻟْﻤَﺴْﺄَﻟَﺔَ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔٌ ﻣِﻦْ اﻟْﻤُﺘَﺄَﺧِّﺮِﻳﻦَ.

Ar-Ramli menjawab: “Dia mendapatkan pahala qadha’ Ramadlan bersama puasa 6 Syawal, meskipun niat dengan lainnya. Dia juga tetap mendapatkan pahala 6 hari bulan Syawal. Masalah ini telah disampaikan oleh para ulama generasi akhir” (Fatawa Ar-Ramli, 2/66). (*)

Ustaz Ma’ruf Khozin, Direktur Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.

Terkait

HALAQAH Lainnya

SantriNews Network