Pesantren Al Fatih Proppo: Pelihara Sapi hingga Jamin Kebutuhan Makan Santri

Pamekasan – Para wali santri Pondok Pesantren Al Fatih, Klampar, Proppo, Pamekasan, Jawa Timur tidak kebingungan membiayai putra-putrinya. Mereka tidak perlu mengeluarkan uang, cukup menitipkan sapinya guna dipelihara oleh Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al Fatih.

Tidak sebatas itu, ketika lima tahun penitipan, wali santri tidak hanya menerima kembali utuh sapinya yang dipelihara pesantren. Mereka juga akan mendapatkan 3 sampai 4 ekor sapi baru sebagai hasil investasi dari penitipan sapi di pesantren.

“Alhamdulillah, Pesantren Al Fatih sudah menyediakan lahan guna dimanfaatkan buat memelihara sapi dari wali santri. Konsekuensi positifnya, kebutuhan makan harian santri dijamin oleh pesantren,” terang Pengasuh Pondok Pesantren Al Fatih, KH Ilzamuddin, Jumat pagi, 23 April 2021.

Di atas lahan sebelah barat lautnya Pesantren Al Fatih, kini sudah berdiri kandang memadai untuk pemeliharaan 200 sapi tanpa ngarit. Pesantren juga melakukan pembebasan lahan di sebelah timur kandang sapi. Di lahan tersebut saat ini dibuat pengerasan jalan untuk akses kendaraan roda empat pengangkut sapi.

“Pesantren Al Fatih juga memiliki lahan pertanian. Hasil pertanian inilah yang membuat pesantren berdaya; tidak perlu beli beras, jagung, dan sayuran. Semuanya sudah tersedia,” ungkap Kiai Ilzam.

Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Pamekasan itu menambahkan, kotoran sapi yang diternak pesantren nantinya dimanfaatkan buat pupuk organik. Dengan begitu, tidak ada kotoran sapi yang terbuang. Semuanya diolah menjadi pupuk kandang.

“Itulah yang dinamakan pertanian terintegratif. Kami juga menginisiasi penanaman porang, jagung dan rumput gajah. Pupuknya dari kotoran sapi. Limbah pertanian tersebut bisa untuk pakan sapi,” ujarnya.

Manfaat dari pertanian integratif, tambah Kiai Ilzam, tidak hanya memenuhi kebutuhan makan harian santri. Tidak juga hanya berkaitan dengan investasi para wali santri.

Lebih dari itu, tegas Kiai Ilzam, pertanian integratif menjadikan tanah tidak bergantung pada pupuk kimia. Melalui pemanfaatan pupuk kandang, tanah menjadi subur dan sehat kembali.

Ia menegaskan, pupuk kimia membuat tanah rusak. Namun, petani punya ketergantungan tinggi terhadap pupuk kimia tersebut.

“Biaya pertanian menjadi membengkak. Pertanian terintegratif membuat petani mandiri, tidak merugi; biaya pertanian mereka juga bisa hemat berlipat-lipat. Pesantren Al Fatih bertekad memberikan teladan kemandirian dan cinta lingkungan hidup lewat pertanian terintegratif,” tukasnya. (red)

Terkait

Akhbar Lainnya

SantriNews Network