Pemkab Sumenep Jamin Ketersediaan Pangan Selama Pandemi Corona

Kabid Perekonomian Pemkab Sumenep Ach Laili Maulidy (santrinews.com/bahri)
Sumenep – Pemerintah Kabupaten Sumenep telah mengecek ketersedian pangan dan sembako untuk keperluan masyarakat. Berdasarkan pantauan di lapangan, Sumenep masih aman dan memiliki ketersedian yang cukup.
“Untuk pangan masih stabil. Bahkan bawang putih setiap hari, pasar masih terus memasok 3 ton. Sedangkan bawang merah juga banyak,” kata Kepala Bidang Perekonomian Pemkab Sumenep Ach Laili Maulidy kepada SantriNews.com, Kamis 2 April 2020.
Baca juga: DPRD Sumenep Sahkan APBD 2020 Senilai Rp2,4 Triliun
Langkah itu dilakukan Pemkab Sumenep guna memastikan ketersedian pangan di masyarakat selama tiga bulan ke depan akibat dari pandemi virus Corona atau Covid-19.
Laili mengatakan, perekonomian di Sumenep masih tergolong stabil dibanding daerah lain yang masuk zona merah corona. Begitu juga secara nasional yang mengalami penurunan.
“Secara otomatis aktivitas akan menurun secara drastis, tapi untuk Sumenep masih stabil,” tukasnya.
Laili mengakui Covid-19 tetap berpengaruh sangat besar terhadap perputaran ekonomi di Sumenep, baik makro ataupun mikro. Ia menyebut misalnya distribusi yang mengalami kelangkaan. “Sekarang sudah banyak coffee yang tutup,” tegasnya.
Menurut Laili, kelangkaan gula bukan hanya terjadi di Sumenep, melainkan terjadi secara nasional. “Penyebabnya kurang begitu paham, tapi yang jelas pendistribusian dari gudang itu menurun,” tegasnya.
Baca juga: Pemkab Sumenep Alokasikan Bantuan Rp5 Miliar untuk Pesantren, Masjid dan Mushalla
Namun, Laili tidak menjelaskan prosentase penurunan yang dimaksud. “Untuk lebih jelas silahkan ke BPS, untuk perdagangan ke Disperindag, untuk sembako seperti telur ke Dinas Peternakan,” ujarnya.
Lebih lanjut Laili mengatakan, meskipun roda perputaran ekonomi sedang menurun, harga pangan dan sembako masih seperti biasa, tidak ada kenaikan harga.
Laili memastikan, Pemkab Sumenep menjamin stabilitas harga dan memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah situasi menghadapi dampak Covid-19. Salah satunya dengan menggelar gelar pasar murah di 30 titik.
Hingga berita ini ditulis, Kepala Disperindag Sumenep belum bisa dikonfirmasi untuk memastikan stabilitas harga pangan dan sembako di pasar.
Sejak diberlakukan karantina wilayah, banyak aktivitas perekonomian di Sumenep terkendala. Misalnya, coffee atau warung kopi yang cukup banyak memenuhi sudut-sudut kota Sumenep nkini banyak tutup.
Misalnya Coffee Ananda, salah satu tongkrongan di sebelah barat Terminal Arya Wiraraja Sumenep. Salah satu karyawan, Samsul Arifin, mengatakan, Coffee Ananda tutup karena pemasukannya menurun drastis.
“Sejak diberlakukan harus tutup pukul 10 malam, pengunjung turun drastis. Hari ini saja pengunjung baru ada pas setelah asar, dari pagi tidak ada,” kata Samsul Arifin, pada 29 Maret 2020.
Sebelum pandemi Covid-19, Coffee Ananda dalam sehari semalam mendapat pemasukan minimal Rp2-3 juta. “Tapi dalam beberapa hari ini cuma sekitar Rp 500 ribu,” pungkasnya. (ari/onk)