Ketua PCNU Sumenep: Pilkades Berjalan Damai dengan Cara Santri

Ketua PCNU Sumenep KH A Pandji Taufiq, menyerahkan tumpeng Tasyakkuran Hari Santri Nasional 2019, kepada instruktur nasional PKP NU, di Graha Adipoday, Ahad, 3 November 2019 (santrinews.com/mahrus)
Sumenep – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep menaruh harapan besar agar pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 2019 berjalan lancar dan damai.
“Tentunya harapan NU Sumenep supaya Pilkades berjalan dengan damai dengan cara-cara santri,” kata Ketua PCNU Sumenep, KH A Pandji Taufiq, di acara Khotmil Quran dalam rangka Tasyakkuran Hari Santri Nasional (HSN) 2019, di Graha Adipoday, Ahad, 3 November 2019.
Baca juga: Bacaan Asmaul Husna Iringi 10 Ribu Personel Pengamanan 174 Pilkades di Sumenep
Pilkades serentak 2019 di Sumenep dibagi dua tahap. Untuk kecamatan daratan dilaksanakan pada Kamis, 7 November 2019. Sedangkan untuk wilayah kepulauan, Pilkades dilaksanakan pada Kamis, 14 November 2019. Total sebanyak ada 226 desa yang menggelar pilkades serentak 2019.
Kiai Pandji berpesan agar warga NU ikut menyukseskan pesta demokrasi tingkat desa tersebut.
“Mudah-mudahan terlaksana dengan cara santri, jangan sampai ngotok-ngototan,” tegas alumnus Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk ini.
Hal itu penting, kata Kiai Pandji, agar identitas Sumenep sebagai kota santri tetap terjaga. “Kehidupan tetap berwajah santri. “Kita mendorong Sumenep tetap menjaga wajah kesantrian,” tukasnya.
Baca juga: Ansor Sumenep Ambil Peran Amankan Pilkades
Guna mengamankan Pilkades, Polres Sumenep telah menerjunkan sekitar 10 ribu personel keamanan, terdiri dari Limnas, Polres, dan TNI.
“Rinciannya untuk Limnas kurang lebih sekitar lima ribu, sedangkan Polri dan TNI sekitar lima ribu. Termasuk juga personel BKO dari Polda Jatim,” kata AKBP Muslimin usai apel pergeseran pasukan, di halaman Mapolres Sumenep, Rabu pagi, 6 Nopember 2019.
AKBP Muslimin menegaskan, personel pasukan tidak menggunakan senjata api saat bertugas. Melainkan hanya dibekali senter, jas hujan dan tongkat T/Tonfa dan borgol. Alasannya guna supaya menghindari kecerobohan.
“Senjata tetap disiapkan, tetapi saat pengamanan tidak digunakan. Ini lebih ke arah kehati-hatian,” tegasnya.
Sebelum berangkat ke setiap desa untuk bertugas mengamankan pelaksanaan Pilkades, seluruh personel keamanan secara bersama-sama membaca asmaul husna. (rus/hay)