Di Hadapan Wisudawan STITA, Nyai Dewi Khalifah Ingatkan Pesan KH Usymuni

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Aqidah Usymuni, Nyai Hj Dewi Khalifah, saat sambutan pada acara wisuda program strata satu (S1) STITA, di gedung Kopri Sumenep, Rabu, 16 Oktober 2019 (santrinews.com/mahrus)

Sumenep – Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni (STITA) Terate Pandian Sumenep, diminta agar istiqomah menjaga sikap santri, seperti berakhlak mulia dan berkata jujur.

Hal itu disampaikan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Aqidah Usymuni, Nyai Hj Dewi Khalifah, pada acara wisuda program strata satu (S1) STITA, di gedung Kopri Sumenep, Rabu, 16 Oktober 2019.

Ada 92 mahasiswa yang diwisuda. Mereka terdiri dari tiga jurusan, yaitu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), dan Pendidikan Agama Islam (PAI).

“Kakek saya (KHR Usymuni) dulu berpesan untuk selalu bersikap jujur. Sebab jika tidak jujur maka kita sulit dipercayai orang,” kata Nyai Kholifah mengingatkan para wisudawan.

BACA: Peringati Hari Santri, PMII STITA Sumenep Istighasah di Asta KH Usymuni

Ia juga mengingatkan, alumni STITA agar menjaga sopan santun atau tawadhu, terutama kepada orang yang lebih tua. Sebab hal ini merupakan ciri khas santri yang harus menjadi patron dalam bertindak.

“Hormati orang tuamu sebab beliau yang melahirkanmu. Hormatilah orang yang mengajarimu (guru) sebab itu orang yang mencerdaskanmu,” kata Ketua Muslimat NU yang akrab dipanggil Nyai Eva tersebut.

BACA juga: Respon Gubernur Jatim Soal Stunting, Muslimat NU Sumenep Bentuk Tim Khusus

Dalam kesempatan itu, Nyai Eva juga menyinggung kondisi pendidikan di kepulauan yang masih timpang. Menurutnya, kondisi tersebut butuh sentuhan pemerintah secara langsung.

Ia menyebut misalnya di Pulaun Karamian. Karena itu, kedepan pihak STITA akan berupaya membangun komunikasi dengan Kopertais Jawa Timur agar pemuda kepulaun bisa mengenyam pendidikan dengan mudah.

“Apalagi 40 persen mahasiswa STITA berasal dari kepulauan,” kata Nyai Eva.

Menurut Nyai Eva, untuk mengatasi hal tersebut perlu ada semacam langkah yang dapat menjembatani pendidikan di semua lini kehidupan masyarakat terutama bagi masyarakat kepulauan.

“Bahkan secara geografis lebih dekat dengan Pulau Bali. Dan itu membutuhkan biaya transportasi bagitu mahal,” ujarnya. (rus)

Terkait

Akhbar Lainnya

SantriNews Network