Burdah Keliling Kampung, Ikhtiar Batin Masyarakat Sumenep Hadapi Corona

Masyarakat Desa Batang-Batang Laok, berkeliling kampung dengan membaca Qosidah Burdah (santrinews.com/bahri)
Sumenep – Pemerintah Kabupaten Sumenep dan masyarakat bahu membahu mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19. Ikhtiar lahir dan batin dijalankan. Hingga sekarang, Sumenep termasuk diantara dua kabupaten di Jawa Timur yang masih berstatus zona hijau dari Corona.
Ikhtiar batin dijalankan masyarakat diantaranya dengan membaca Shalawat Burdah. Pemuda Desa Romben Guna Kecamatan Dungkek, misalnya. Mereka tiap malam membaca shalawat Burdah keliling kampung, menyisir setiap jengkal sudut desa.
Acara dimulai mulai pukul 19.30-00.00 WIB. Pada Kamis malam, 9 April 2020, para pemuda Desa Romben Guna bertolak dengan rute pemberangkatan dari Dusun Kampung Tengah berjalan ke Dusun Pabengkon hingga Dusun Somor Anyar.
“Keliling kampung sambil shalawatan Burdah ini sebagai ikhtiar memutus mata rantai atau pencegahan penyebaran virus Corona,” kata Syaiful Bahri, ketua Are Temor Dhaja –komunitas anak muda Desa Romben Guna.
Baca juga: Usai Ikhtiar Siaga Corona, Bupati Kiai Busyro Berdoa di Masjid Jamik
Syaiful mengatakan, membaca shalawat Burdah keliling kampung memiliki beberapa tujuan. Pertama, imbauan kepada masyarakat agar tidak panik. Kedua, upaya menetralisir energi negatif (penyebab panik) dengan mengingatkan masyarakat akan kebesaran Allah SWT, dan ketiga, percontohan tentang kepemudaan desa.
“Dengan adanya burda’an (pembacaan shalawat burdah) ini semoga, masyarakat bisa selamat dari penyakit Corona,” tukasnya.
Abd Rasyid, salah satu pemuda yang ikut shalawat burdah keliling, tanpak antusias. Ia mengaku, akan terus melakukan kegiatan keagamaan, seperti shalawatan keliling kampung, doa bersama dan kegiatan lain yang bersifat religius.
“Desa Romben Guna agar tetap aman dari covid-19 dan masyarakat terus rukun, akur dan makmur,” ujarnya.
Kepala Desa Romben Guna Yunni Nur Fatjrona mengatakan, pihaknya akan terus waspada terhadap penyebaran Corona. Ia akan terus memastikan masyarakat terhindar penularan virus mematikan itu.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan APD Kesehatan, Pemkab Sumenep Libatkan Wirausaha Muda
“Kami sudah bekerjasama dengan Polindes untuk membuat posko tim Covid-19 semaksimal mungkin demi terwujudnya masyarakat Desa Romben Guna sejahtera dan sehat,” kata Yunni.
Tradisi Burdah Keliling
Tradisi berkeliling membaca Shalawat Burdah digunakan masyarakat Sumenep dalam menghadapi pandemi. Qasidah Burdah dikarang oleh Imam Al-Bushiri yang hidup pada abad ke 13 pada masa Dinasti Ayyubiyah.
Pandemi bukan sekali ini saja menimpa Tanah Air. Pada 1919, Nusantara juga pernah ditimpa pandemi yang melanda dunia saat itu. Sebuah pandemi yang disebut sebagai virus Spanyol (spain virus) yang menurut catatan pemerintah Hindia Belanda, 1.5 juta orang di tanah Jawa dan Madura meninggal karena virus tersebut dari total 4.37 juta yang meninggal.
Itu adalah memori tentang pandemi terdahsyat yang menimpa Tanah Air. Pasca kemerdekaan, juga tercatat beberapa kali terjadi pandemi atau wabah penyakit tertentu.
Masyarakat Sumenep, tatkala pandemi ini terjadi, ada budaya masyarakat baik laki maupun perempuan membaca shalawat Burdah, membawa obor, dan berkeliling kampung.
Baca juga: Virus Corona, Ijazah dan Khasiat Ratibul Haddad
Sejak pandemi Corona melanda, masyarakat desa di Sumenep melakukan tradisi membaca burdah keliling. Misalnya oleh Majelis Taklim Annawa, di Desa Juruan Laok, Kecamatan Batuputih. Jemaah terdiri dari ibu-ibu.
Usai shalat isyak berjamaah di Masjid Annawa, mereka berkeliling kampung seraya membaca Burdah hingga Dusun Lengga. Berjarak 4 kilometer. Lalu memutar.
Itulah ikhtiar batin masyarakat Sumenep dalam menghadapi pandemi Corona. Tentu juga ikhtiar lahir. (ari/onk)