Buka Kemah Santri, Wabup Fauzi: Santri Jangan Ketinggalan Kereta

Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi dan Ketua PCNU Sumenep KH A Pandji Taufiq (tengah) bersama para penggalang di sela pembukaan Kemah Santri 2019 Sako Pramuka Ma’arif NU, di Waterpark Sumenep (santrinews.com/mahrus)
Sumenep – Kemah Santri 2019 Sako Pramuka Ma’arif NU Sumenep dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi, Sabtu, 19 Oktober 2019. Pembukaan ditandai dengan pengalungan kartu peserta secara simbolis kepada peserta.
Diikuti sebanyak 123 regu pramuka putra dan putri, Kemah Santri akan berlangsung selama tiga hari hingga Senin, 22 Oktober 2019, di Kawasan Waterpark Sumenep.
Kemah Santri ini gelar oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Maarif NU) Sumenep dalam rangka menyambut peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2019.
Ketua PCNU Sumenep KH A Pandji Taufiq mengatakan, Hari Santri Nasional merupakan penghargaan negara terhadap perjuangan santri dalam merebut kemerdekaan.
“Alhamdulilah, Kemah Santri telah terlaksana sudah lima kali. Terakhir yang diletakkan di Kecamatan Bluto,” kata Kiai Pandji saat sambutan di acara pembukaan.
Menurut dia, Sako Pramuka Ma’arif merupakan media untuk mensyiarkan ajaran Ahlusunnah Waljamaah (Aswaja) bagi negerasi muda dan pelajar. “Kemah santri merupakan media untuk mensosialisasikan bahaya paham radikalisme,” ujarnya.
Baca juga: NU Sumenep Resmikan Kantor Pusat BMT
Hampir senada disampaikan Achmad Fauzi. Ia berpesan, “jadikan media ini untuk belajar dan mengembangkan skill.”
Menurut Fauzi, tantangan di era revolusi industri 4.0 samakin lebih berat. Karena itu, santri harus mengambil peran.
“Santri itu jangan sampai ketinggalam kereta, artinya harus mengikuti perkembangan zaman. Kuncinya adalah banyak belajar dan belajar,” pungkasnya.
Baca juga: Wabup Achmad Fauzi Apresiasi Pekan Pelajar Sumenep
Koordinator Pelaksana, Zainal Abidin, mengatakan, peserta Kemah Santri berjumlah 123 regu baik putra atau putri. “Total 1000 peserta,” ujarnya.
Dalam Kemah Ssantri ada beberapa kegiatan yang diperlombakan seperti keaswajaan dan keterampilan.
Bukan hanya sekadar lomba, dalam Kemah Santri juga ada beberapa kegiatan yang bersifat penampilan, disamping meteri ke-Aswaja-an dan ke-NU-an.
“Kiai NU Sumenep terlibat langsung. Ada yang menjadi materi ataupun menjadi iman setiap shalat,” tegasnya.
Peserta terdiri dari penegak dan penggalang setingkat SMP/MTS atau SMA/MA. “Itu usia masih labil perlu ditanamkan nilai ke-NU-an,” tegasnya.
Kemah Santri melibatkan semua unsur dari NU, LP Ma’arif, Sako Pramuka NU Ma’arif dan IPNU-IPPNU serta CBP dan KPP. (rus/onk)