Syarifah, IPPNU dan Tahun Politik di Sumenep

Ketua PC IPPNU Sumenep 2020-2022, Syarifatun Jamilah (knan) bersama kader IPPNU (santrinews.com/istimewa)

Sumenep – Konferensi Cabang (Konfercab) XX Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sumenep telah selesai dilaksanakan pada Sabtu, 11 Januari 2020. Hasilnya, Syarifatun Jamilah terpilih sebagai ketua mandataris PC IPPNU Sumenep 2020-2022.

Momentum pergantian ketua PC IPPNU Sumenep bersamaan dengan tahun riskan. Dimana pada tahun ini Sumenep, beserta seluruh elemen masyarakat di dalamya — tak terkecuali juga IPPNU—akan berhadapan dengan tahun politik ini.

Dengan tegas Syarifah menyatakan dirinya akan menghadapi dialektika perpolitikan itu dengan prinsip-prinsip yang sudah digariskan para kiai Nahdlatul Ulama.

“Sebagai kader IPPNU dalam menyikapi segala hal dan juga terkait politik praktis di Sumenep kita harus senantiasa memegang prinsip-prinsip yang seharusnya dipegang oleh orang NU,” kata Syarifah kepada SantriNews.com, Senin, 20 Januari 2020.

Baca juga: Mencari Figur Pemimpin Sumenep 2020

Secara praktis, ia akan menjadikan 3T (Tawassut, Tasamuh, dan Tawazun) sebagai koridor yang tepat dalam menghadapi tahun politik ini.

Tawassut yang dimaksudkan adalah sikap seimbang dan dan tegak lurus. Sehingga ia dan kader IPPNU bisa mengontrol diri agar tidak terlalu condong ke kanan maupun ke kiri. Tidak fanatis.

“Jadi bagaimana kita sebagai kader muda NU memiliki prinsip hidup yang menjunjung tinggi berlaku (perilaku) adil dan lurus di tengah kehidupan bersama masyarakat,” tegas mantan ketuan PAC IPPNU Gapura ini.

Setelah tidak fanatis, menurutnya sikap tasamuh atau toleran juga penting untuk diperhatikan. “Tasamuh yakni (dimaksudkan untuk) menghargai perbedaan pendapat serta menghormati pilihan hidup yang tidak sama dengan kita. Juga toleran dalam perbedaan pandangan terkait hal apapun,” tegasnya.

Sedangkan sikap tawazun, seimbang dimaksudkan agar tidak berlebihan dalam memanyikapi hal apapun, termasuk dalam menyikapi dinamika politik hari ini.

“Artinya kita sebagai pelajar NU tidak berat sebelah dan juga tidak berlebihan dalam berhubungan antar individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan,” sambungnya.

Baca juga: Wabup Achmad Fauzi Apresiasi Pekan Pelajar Sumenep

Selain 3T itu, hal penting lain yang menjadi titik tumpuh dari seluruh sikap yang akan ia pegang adalah memahami perinsip amar ma’ruf nahi mungkar. Terkait poin ini, ia lebih mengedepankan komitmen kebangsaan serta konsep li maslahatil ammah dalam menghadapi hal apa pun, termasuk juga dalam perpolitikan.

“Artinya melakukan hal baik, berguna dan bermanfat bagi masyarakat serta menolak dan mencegah hal-hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai dari sebuah kehidupan,” tegas Syarifah.

Sikap dan strategi untuk menghadapi kondisi tahun politik itu, kata Syarifah, lebih bersifat preventif. Ia tidak mau ekspansif, terlalu masuk dan aktif dalam perpolitikan.

Ia akan lebih menjaga marwah IPPNU. Sehingga tak menyuarakan sikap politis terkait Pilbup Sumenep 2020 ini. (fai/hay)

Terkait

Akhbar Lainnya

SantriNews Network