Radikalisme Marak, IAIN Madura Gaungkan Moderasi Islam

Pamekasan – Rektor IAIN Madura Mohammad Kosim, mengatakan, perguruan tinggi memiliki kewajiban menjadi benteng sekaligus mengatur strategi dalam melawan paham radikalisme.
“Tentu juga bersama semua elemen masyarakat,” kata Kosim saat pembukaan International Conference on Islamic Studies (ICONIS), di Auditorium IAIN Madura di Jl Raya Panglegur KM 4 Tlanakan, Pamekasan, Sabtu, 2 Nopember 2019.
Baca juga: Dari Gelora Bung Karno, Jokowi Bersama Muslimat NU Gaungkan Moderasi Islam
Diikuti 65 penulis yang dinyatakan lolos seleksi dari total 145 pendaftar, kegiatan dengan tema ‘Moderasi Islam di Indonesia’ ini akan berlangsung selama dua hari hingga Ahad besok, 3 Nopember 2019. Peserta mayoritas dosen dari berbagai perguruan tinggi.
“Melalui forum ini, kami berupaya mengkampanyekan Islam moderat di tengah maraknya isu ekstrimisme dan radikalisme,” kata Kosim.
Menurut Kosim, Islam yang ramah alias Islam moderat sangat mendesak untuk terus digaungkan di tengah maraknya ekstrimisme maupun radikalisme yang mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Demi kedaulatan NKRI khususnya memasuki era 4.0 atau yang lebih dikenal era disrupsi, kata Kosim, menjaga persatuan harus terus dikampanyekan.
“Pada era disrupsi seperti saat ini, sejumlah paham yang bertentangan dengan Pancasila sangat mudah mengalir dan merasuki pola pikir masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Baca juga: PBNU: Islam Moderat Solusi Peradaban Dunia
“Bahkan hadirnya internet juga memberikan kesempatan tak terbatas untuk mengakses berbagai informasi,” sambungnya.
Ia menjelaskan, Indonesia adalah negara plural dengan aneka budaya dan suku yang berbeda, termasuk dalam aspek agama.
Keragaman dalam beragama, kata dia, merupakan sudah keniscayaan yang tidak mungkin dihilangkan. “Menolak keberagaman sama halnya dengan menolak takdir,” tegasnya.
Baca juga: Media Islam Moderat Bersatu Hadapi Kontra Narasi Kelompok Radikal
Ia meminta tokoh masyarakat agar selalu mengedepankan ajaran agama yang sejuk, sekaligus menghindari berbagai jenis persoalan yang dapat memecahkan kedaulatan NKRI.
“Mari kita bersama membangun narasi yang dapat menguatkan persatuan bangsa, misi agama adalah Rahmatan lil ‘Alamin. Sehingga semua bentuk permusuhan tidak mendapat tempat dalam Islam,” tukasnya. (rus/onk)