Pemkab Sumenep Bentuk Forum Kemitraan TBC

Sumeneo – Persoalan Penderita TBC (Tuberkulosis) di Kabupaten Sumenep mengalami lonjakan sangat tinggi selama tiga tahun terakhir.
Bupati Sumenep KH A Busyro Karim menyampaikan data dari Dinas Kesehatan Sumenep soal kasus TBC pada tahun 2017 sebanyak 1.627 dan pada tahun 2018 total 1.709 jiwa, sedangkan pada tahun 2019 berjumlah 1.882 Jiwa.
“Untuk itulah, diharapkan seluruh pihak untuk bersinergi, bekerja sama melakukan pencegahan dan pengendalian TB,” kata Kiai Busyro Karim pada Pembentukan Forum Pencegahan dan Pengendalian TBC Kabupaten Sumenep di Kantor Bupati, Senin, 24 Agustus 2020.
Maka pemerintah Sumenep dalam upaya menekan angka penderitanya menurun di tahun-tahun selanjutnya. Maka membentuk Forum Pencegahan dan pengendalian TBC.
“Melalui pembentukan forum pencegahan dan pengendalian TBC, semua pihak yang terlibat untuk menyebarluaskan informasi tentang pencegahan penularan penyakit dan mengajak masyarakat ber-Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sehingga komitmen Pemerintah Kabupaten Sumenep tahun 2024 bebas TBC bisa tercapai,” tutur Bupati dua periode ini.
Bupati menyatakan, Pemkab Sumenep telah melakukan langkah-langkah untuk menanggulangi penyakit TBC, di antaranya pendekatan intensifikasi dengan upaya promotif dan preventif, tetapi tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
“Kami untuk kegiatan promotif dan preventif melibatkan Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumenep sampai tingkat desa, guna memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit TB dan cara-cara mencegah penularan penyakit di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Bahkan saat ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep menjalin kerja sama dengan (Stop TB Partnership Indonesia (STPI) yang bentuknya ploting area untuk program pencegahan dan pengendalian TB di Sumenep.
Kerja sama itu telah dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kabupaten Sumenep dengan STPI, serta perjanjian kerja sama antara Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep dan STPI pada bulan November tahun 2019 lalu.
“Kerja sama STPI yang melibatkan berbagai unsur masyarakat bisa meningkatkan penyuluhan pencegahan penularan penyakit TB untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat sekaligus memotivasi masyarakat ber-PHBS,” pungkasnya. (rus/ubaid)