PCNU Sumenep: Kader IPPNU Harus Gigih Perjuangkan Aswaja

Ketua PCNU Sumenep Kiai A Pandji Taufiq saat memberikan cinderamata kepada pengurus PC IPPNU di Konfercab XX IPPNU Sumenep (santrinews.com/mahrus)
Sumenep – Ketua PCNU Sumenep Kiai A Panjdi Taufik mengingatkan, tidak mudah menjadi kader dari dari Nahdlatu Ulama (NU) maupun badan otonom atau banom di lingkungan NU. Menurutnya, tidak cukup hanya belajar, melainkan juga harus beradab. Dan untuk beradab dibutuhkan pengalaman.
Demikian disampaikan Kiai Pandji saat menghadiri pembukaan Konferensi Cabang (Konfercab) XX Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sumenep, di Gedung SKD Batuan, Jumat, 10 Januari 2020.
Kiai Pandji menegaskan Konfercab merupakan hal yang biasa dalam pengkaderan di lingkungan Nahdlatul Ulama, termasuk di IPPNU. Katanya, silakan berkompetisi dengan baik, tapi jangan saling sikut, karena bisa menimbulkan gejolak yang nantinya berdampak tidak baik bagi organisasi.
“Silakan berkompetisi dengan baik. IPPNU Sumenep harus melahirkan kader NU yang beradab,” tegasnya.
Kiai Pandji berharap agar generasi NU gigih dan solid dalam memperjuangkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), sesuai dengan yang dicita-citakan para pendiri jam’iyah Nahdlatul Ulama.
Ia menambahkan, lahirnya IPPNU dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan wadah pengkaderan bagi generasi muda NU yang bersumber dari kalangan pesantren dan pendidikan umum.
Ia berharap, kader NU kelak dapat berkiprah di berbagai bidang, baik politik (kebangsaan), birokrasi, maupun bidang-bidang lainnya. Embrio organisasi ini berawal dari berbagai organisasi atau asosiasi pelajar dan santri NU yang masih bersifat lokal dan parsial.
“Generasi NU yang gigih dan solid, sesuai dengan yang menjadi cita-cita dari pendiri NU. Jangan gampang terpapar radikalisme. Sebab IPPNU adalah wadah pengkaderan yang nanti yang akan memegang kepengurusan Banom NU lainnya, seperti Fatayat dan Muslimat NU,” jelasnya.
Bukan hanya itu saja, generasi muda NU diharapkan melahirkan terobosan baru dalam membantu peningkatan ekonomi kerakyatan.
“Biasanya yang muda-muda seperti ini memiliki terobosan-terobosan baru dalam upaya membantu ekonomi kerakyatan,” pungkasnya. (rus/onk)