Maksimalkan Potensi Zakat, Bupati Sumenep Minta Baznas Tingkatkan Inovasi

Sumenep – Bupati Sumenep KH A Busyro Karim meminta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk meningkatkan inovasi guna memaksimalkan potensi zakat, infaq dan shodaqah (ZIS) dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat.

“Harus mengembangkan dengan aksi-aksi nyata, karena hingga saat ini pengelolaan ZIS dari ASN di Sumenep masih sangat rendah,” kata KH Busyro Karim pada Ngopi Bareng Refleksi Akhir Tahun Baznas Sumenep, di Pendopo Agung Keraton, Kamis 26 Desember 2019.

Baca juga: Lazisnu Taiwan Berhasil Himpun Zakat TKI Rp192 Juta

Ia mengungkapkan, Baznas Sumenep dalam pengumpulan zakat dari ASN sejak 2012 hingga 2019 hanya mencapai Rp60 juta, padahal jumlah ASN di Sumenep sebanyak 9.100 orang lebih.

Bila dimamfaatkan betul, jumlah ASN itu tentu sangat berpotensi meningkatkan pengumpulan zakat.

“Manakala muzakki (wajib zakat) dari kalangan ASN sebanyak 3.456 orang saja, tentu pengumpulan zakatnya mencapai Rp476.786.465,00 per bulan atau Rp5,7 miliar per tahun,” tegasnya.

Untuk itu, ia berharap Baznas Sumenep dalam pengumpulan dan penyaluran zakat ini melakukan inovasi, seperti memperluas sosialisasi dengan turun langsung ke masyarakat melalui organisasi kemasyarakatan, OPD, lembaga pendidikan maupun kelompok-kelompok milenial.

Bahkan, tidak kalah penting perlunya sosialisasi memanfaatkan teknologi informasi melalui media sosial, guna mengajak para muzakki baik ASN maupun masyarakat agar memberikan zakat melalui Baznas.

“Begitu pula memanfaatkan teknologi digital berbasis aplikasi yang mudah dipakai masyarakat, maupun pembuatan regulasinya, termasuk juga melebarkan sayap dan jejaring kemitraan serta bersinergi dengan seluruh pihak,” sarannya.

Baca juga: Baznas Jatim Latih 100 Pasukan Siaga Bencana

Baznas Sumenep dalam kegiatan tersebut mengadakan dialog tentang saran dan masukan dari pimpinan OPD, perbankan dan pihak lainya, sekaligus menyalurkan dana ZIS kepada penerima.

“Mudah-mudahan Ngopi Bareng ini ada saran dan masukan untuk mengembangkan Baznas Sumenep, sehingga pengumpulan dan penyalurannya bisa berjalan efektif dan efisien,” pungkasnya.

Sepanjang 2018-2019, Baznas Sumenep lebih menaruh perhatian pada kesejahteraan guru ngaji atau ustadz dan lembaga tahfidz al-Quran.

“Tidak seberapa, hanya Rp500 ribu perorang, dan sudah membantu sebanyak 140 ustadz,” kata Wakil Ketua Baznas Sumenep Moh Jazuli Muthar.

Guru-guru ngaji di kampung yang taraf ekonominya masih menengah ke bawah menjadi prioritas program Baznas Sumenep sebagai bagian dari ikhtiar menjaga akidah mereka.

“Karena belajar dari daerah di Jawa Tengah, setiap tahun ada guru ngaji yang pindah agama karena tergoda oleh layanan ekonomi agama lain,” ujarnya.

Pada 2018 Baznas Sumenep menyalurkan bantun kepada sebanyak 20 Lembaga Tahfidz Al-Quran. Sedangkan pada 2019, difokuskan pada kesejahteraan ustadz-ustadz kampung yang taraf ekonominya masih menengah ke bawah. (ari/hay)

Terkait

AKHBAR Lainnya

SantriNews Network