Bertemu Para Ulama Sumenep, Wapres KH Ma’ruf Amin: Pesantren Harus Jadi Pusat Peradaban

Wakil Presiden KH Maruf Amin didampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan KH Abd Ala Basyir di Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep (santrinews.com/istimewa)

SUMENEP, SantriNews Madura – Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menegaskan pondok pesantren telah berperan besar dalam mencetak generasi bangsa. Menurutnya, pesantren merupakan pusat peradaban Islam.

“Saya mencita-citakan pesantren itu harus menjadi pusat peradaban,” kata Kiai Ma’ruf Amin saat silaturahmi bersama para ulama di Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep, Rabu 9 Agustus 2023.

“Dalam Undang-undang sekarang disebutkan fungsi pesantren meliputi pendidikan, dakwah, dan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, tapi saya ingin lebih dari itu,” tegasnya.

Menurut Kiai Ma’ruf, dulu pesantren telah sukses membangun peradaban di Indonesia. Ia mencontohkan peran Syekh Jumadil Kubro yang berasal dari Samarkand, Uzbekistan, datang ke Nusantara dan membangun pesantren di berbagai daerah sebagai pusat peradaban dan pusat ilmu.

“Saya kemarin ke Samarkand, ada tulisan tentang pengaruh ulama Samarkand dalam penyebaran Islam di Indonesia yaitu Syekh Jumadil Kubro,” ungkapnya.

Yang dimaksud dengan membangun peradaban, kata dia, adalah para lulusan pesantren tidak hanya pandai membaca kitab tetapi juga mampu berijtihad dalam memberikan hukum terkait isu-isu yang terjadi saat ini.

Menurutnya, banyak masalah-masalah lama yang kini bertransformasi menjadi masalah baru yang perlu diijtihadkan apakah sesuai dengan syariat Islam atau tidak.

“Kebanyakan syariah itu lahirnya dari ijtihad,” ujarnya mengutip pernyataan Imam Haramian al-Juwaini.

Ia mencontohkan tentang isu-isu ekonomi syariah yang berkembang sangat pesat, dan tidak dijelaskan secara gamblang dalam nash Al-Quran. Misalnya, pembayaran digital atau jual beli online dimana penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung, pembelian crypto, dan isu-isu terkini lainnya.

“Itu harus ada orangnya (ahlinya), saya kira sumbernya di pesantren,” ujarnya.

Ia berharap pesantren sebagai pusat dakwah harus mampu menguasai perkembangan teknologi. Sebab, ia mencermati agama sudah menjadi tergradasi.

Ia lalu bercerita, dulu ketika masih menjabat Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ia berkunjung ke Korea dengan penganut Budha masih 99 persen, namun kini hanya 20 persen, 52 persen tidak beragama, sisanya menganut agama lain. Begitupun di Eropa, banyak gereja-gereja yang dijual, bahkan pembelinya umat Islam Indonesia.

Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, pesantren harus bukan lagi hanya tempat golongan orang-orang yang lemah. Sehingga, perlu dibangun muamalah yang sesuai dengan syariah.

Wapres Kiai Ma’ruf kembali menegaskan keinginannya agar pesantren harus menjadi pusat peradaban.

“Saya menginginkan pesantren sebagai pusat peradaban, dan pesantren harus memberi pengaruh terhadap sekitar, bahkan juga pengaruh nasional, dan kalau bisa pengaruh global,” tandasnya.

Sementara, Pengasuh Pesantren Annuqayah KH Abd A’la Basyir menyampaikan apresiasi atas kehadiran Wapres KH Ma’ruf Amin.

“Ini suatu karunia yang sangat besar, karena kebetulan saja beliau adalah Wakil Presiden, selebihnya adalah Kiai. Saya yakin chemistry-nya sangat kuat berada di pesantren,” ujarnya.

Hadir dalam kesempatan tersebut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Bupati Achmad Fauzi, Wabup Dewi Khalifah, Dewan Pengasuh Ponpes Annuqayah dan para Ulama se-kabupaten Sumenep.

Sementara, Wapres didampingi Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah, dan Robikin Emhas. (rus/red)

Terkait

NASIONAL Lainnya

SantriNews Network