Tantangan Achmad Fauzi Kembalikan Fungsi Keraton Sumenep

Labeng Mesem, pintu utama akses keluar masuk Keraton Sumenep

Sumenep – Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Wilayah Sumenep Tadjul Arifien R menyambut baik komitmen Bupati Sumenep Achmad Fauzi untuk mengembalikan fungsi Keraton Sumenep sebagai pusat pemerintahan dan kebudayaan.

Namun, Tadjul pesimis rencana Fauzi yang baru menjabat bupati untuk mengembalikan keraton itu akan terealisasi. Menurut dia, upaya itu sangat berat.

“Saya kira akan sangat sulit terealisasi,” kata Tadjul kepada SantriNews, 2 Maret 2021.

Baca juga: Sumenep Butuh Sosok Pemimpin Ahli Strategi Seperti Arya Wiraraja

Menurut Tadjul, untuk mengembalikan fungsi Keraton Sumenep harus dimulai dengan mengembalikan tata bangunan keraton seperti semula.

“Tidak akan bisa dan tidak akan mampu (mengembalikan fungsi keraton) mengingat baik fisik atau non fisik keraton sudah berubah total,” tegasnya.

Tadjul menjelaskan, komplek bangunan keraton sudah banyak dipenuhi bangunan baru. Bahkan, sambungnya, bangunan Regol Pancaniti sebagai ikon sejarah telah beralih fungsi menjadi tempat pemasaran Dekranasda.

Perubahan lain, kata Tadjul, warna bangunan Keraton Sumenep. Sebagian sisi banguna keraton sekarang sudah berwarna hijau. Padahal, menurut Tadjul, bangunan Keraton Sumenep memiliki warna dasar merah, kuning dan cokelat tua-muda.

Ketiga warna tersebut memiliki makna filosofis yang menggambarkan keadaan pemerintahan Sumenep di masa Kerajaan. “Merah-kuning menggambarkan raja sedang bahagia,” ujarnya.

Baca juga: Achmad Fauzi vs Fattah Jasin: Karir & Jejak Kasus Korupsi

Usai dilantik pada 26 Februari 2021, Achmad Fauzi menyatakan akan membuat aturan baru untuk diberlakukan di Keraton Sumenep. Aturan baru itu pada intinya mengembalikan fungsi keraton seperti pada masa kerajaan.

Aturan baru itu diantaranya, pengunjung dan wisatawan diwajibkan melepas alas kaki saat masuk ke Keraton, wajib berpakaian sopan dan memakai celana panjang, dilarang merokok di area kompleks Keraton, serta semua petugas mulai dari pramusaji, pemandu wisata, dan staf keraton harus mengenakan pakaian adat Sumenep, serta dilarang menyetel musik modern.

Aturan lainnya adalah memfungsikan kembali pintu utama keraton (Labeng Mesem) sebagai akses keluar masuk termasuk kendaraan dinas bupati menuju rumah dinas.

Fauzi menilai, selama ini Keraton Sumenep kehilangan fungsinya sebagai pusat pemerintahan sekaligus pusat kebudayaan Sumenep. Sebagai ikon peradaban dan kebudayaan, Keraton Sumenep telah banyak mengalami perubahan cukup signifikan.

Baca juga: Sambut Kirab Pusaka Keraton, Wabup Sumenep: Keris Juga Jadi Ikon Ekonomi

“Mulai sekarang saya berusaha mengembalikan fungsi keraton seperti fungsi semula,” kata Fauzi usai dilantik di Grahadi Surabaya, Sabtu, 27 Februari 2021.

Sumenep merupakan salah satu kota yang memiliki warisan budaya berupa Keraton seperti Yogyakarta. Ikon kebudayaan tersebut menjadi saksi sejarah bahwa Sumenep merupakan pusat pemerintahan di pulau Madura pada masa kerajaan. (ari/onk)

Terkait

Akhbar Lainnya

SantriNews Network