Nia Kurnia Fauzi Dinobatkan Tokoh Perempuan Inspiratif Madura

Nia Kurnia Fauzi saat menerima Anugerah Madura Award 2019 (santrinews.com/mahrus)
Sumenep – Anggota DPRD Sumenep Nia Kurnia Fauzi dinobatkan sebagai tokoh perempuan inspiratif di ajang Madura Award 2019. Bagi Nia, anugerah ini sejatinya bukan hanya untuk dirinya melainkan untuk seluruh ibu atau perempuan di Madura.
“Saya berikan penghargaan ini kepada seluruh perempuan yang ada di Madura,” kata Nia Kurnia saat menyampaikan sepatah kata pada Malam Anugerah Madura Award 2019 di Pendopo Agung Keraton Sumenep, Jumat malam, 20 Desember 2019.
Baca juga: Nia Kurnia: Perempuan Madura Hebat, Cerdas, dan Pemberani
Selain para nominator, Malam Anugerah Madura Award 2019 dihadiri sejumlah pejabat dari empat kabupaten di Madura. Antara lain Bupati Sumenep KH A Busyro Karim, Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi, Wakil Bupati Pemekasan Raja’ie, Bupati Sampang H Slamet Junaidi, dan Bupati Bangkalan KHR Abdul Latif Imron.
Dari 10 nominator kategori tokoh perempuan inspiratif, Nia Kurnia berhasil mengalahkan Wakil Ketua PKK Pamekasan Yuni Raja’e. Yuni adalah istri wakil Bupati Pamekasan Raja’e.
Nia Kurnia mengaku penghargaan yang ia raih ini tidak lepas dari dukungan sang suami Achmad Fauzi, wakil bupati Sumenep. Sebab, ia terpilih sebagai tokok perempuan inspiratif karena rajin berkomunikasi dan turun menemui masyarakat.
Baca juga: Film Perempuan Berselimut Angin Angkat Sosok Perempuan Madura
Karena itu, ia berharap anugerah ini bisa menjadi motivasi bagi seluruh kaum perempuan khususnya di Pulau Garam Madura. “Semoga memberikan mamfaat kepada masyarakat khususnya kaum hawa,” tegasnya.
Hal terpenting, menurut Nia, perempuan harus saling menghormati dan menghargai antar sesama. Perempuan harus menjadi pelopor dalam menerapkan nilai-nilai toleransi di tengah masyarakat.
“Perempuan harus berpkir positif bahwa perempuan juga bisa memberikan kontribusi pada negara tercinta ini,” kata ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Sumenep ini.
Baca juga: Nia Kurnia Fauzi Turba Sapa Para Lansia
Nia menambahkan, penghargaan yang ia terima sejatinya bukan semata untuk dirinya, melainkan untuk seluruh ibu atau kaum perempuan. “Mengingat anugerah ini saya terima berdekatan dengan hari ibu pada 22 Desember,” tukasnya.
Menuru Nia, hari ibu merupakan momentum untuk merenungkan jasa-jasa sosok seorang ibu sekaligus fungsi ibu di era serba maju seperti sekarang ini.
Tantangan ibu di zaman sekarang, lanjut dia, semakin kompleks. Pengetahuan dan ketakwaan modal utama yang harus dimiliki seorang ibu. “Sebagai benteng karakter rumah tangga serta anak-anaknya,” pungkasnya. (rus/hay)