Lestarikan Tradisi NU, PKB Sumenep Ziarah Makam Pangeran Katandur

Ketua DPC PKB Sumenep KH Imam Hasyim (kanan) memimpin istighasah saat ziarah di Asta Tinggi (santrinews.com/mahrus)

Sumenep – Mengawali tahun 2020, Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Sumenep berziarah ke Asta Tinggi, dan makam Syeikh Ahmad Baidhawi alias Pangeran Katandur.

Ziarah dipimpin Ketua DPC PKB Sumenep KH Imam Hasyim, dengan pembacaan istighasah dan Surat Yasin.

KH Imam Hasyim, mengatakan ziarah merupakan agenda rutin DPC PKB Sumenep bersama seluruh pengurus PKB Sumenep dan anggota Fraksi DPRD Sumenep.

“Insyallah, ziarah ke makan para auliya menjadi rutinitas setiap Kamis sore sampai malam Jumat,” kata Kiai Imam usai ziarah di Makam Pangeran Katandur, Kamis petang, 2 Januari 2020.

Baca juga: Pelajar NU Tour Religi Mengenang Perjuangan Para Kiai

Ziarah diikuti beberapa pengurus, diantaranya Sekretaris DPC PKB H Dulsiam, Ketua Fraksi PKB DPRD M Muhri, dan sekretaris Komisi IV Abu Hasan dan Ketua LPP PKB Kiai Kamalil Ersyad dan Sekretaris LPP PKB Rasidi.

Asta Tinggi adalah pemakaman khusus para Raja dan Kerabat Raja yang terletak di kawasan dataran tinggi di Desa Kebonagung.

Dalam Bahasa Madura, Asta Tinggi disebut juga sebagai Asta Raja yang bermakna makam para Pangradja (pembesar kerajaan), anak keturunan beserta kerabat-kerabatnya. Dibangun sekitar 1750 Masehi.

Kawasan Pemakaman ini awalnya direncanakan oleh Panembahan Somala dan dilanjutkan pelaksanaanya oleh Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I dan Panembahan Natakusuma II.

Syekh Ahmad Baidhawi dikenal dengan nama Pangeran Katandur. Ia salah seorang ulama penyebar Islam di Sumenep. Ia datang ke Sumenep pada abad 13 yaitu 1248. Makamnya terletak di Desa Bangkal, Kota Sumenep.

Pangeran Katandur adalah putra dari Pangeran Pakaos, putra Sunan Kudus. Syekh Ahmad Baidhawi mendapatkan gelar Pangeran Katandur karena dalam menjalankan dakwah Islam menggunakan keahliannya di bidang pertanian. Katandur berasal dari kata “Tandur” yang berarti ahli menanam atau ahli pertanian.

Pangeran Katandur bahkan yang pertama kali mengenalkan bercocok tanam dan membajak sawah menggunakan Nanggala atau Salagah yang ditarik oleh dua ekor sapi.

Menurut cerita sebelum kedatangan Pangeran Katandur, tempat ini merupakan daerah yang sangat tandus sehingga tidak ada tanaman yang hidup. Keadaan berubah ketika beliau datang. Alkisah, Pangeran Katandur bersemedi di bawah pohon beringin kemudian tidak beberapa lama turun hujan.

Kiai Imam menuturkan, sebagai partai politik yang didirikan para ulama Nahdlatul Ulama (NU), PKB harus melestarikan amaliyah NU seperti ziarah.

Selain kegiatan ziarah, kata Kiai Imam, DPC PKB Sumenep bersama seluruh anggota dewan dari Fraksi PKB juga akan mengagendakan silaturahmi kepada para ulama.

“Nanti kita akan roadshow ke para ulama yang ada di Kabupaten Sumenep,” tuturnya.

Ia berharap melalui kegiatan ini bisa menjadi wasilah mendapat barokah dari para ulama. “Dengan harapan kedepan Sumenep tambah barokah,” tegasnya.

Memasuki tahun 2020, Kiai Imam berharap agar masyarakat Sumenep terus meningkatkan keimanan dan semakin lebih baik. (rus/hay)

Terkait

Akhbar Lainnya

SantriNews Network