Bupati Baddrut Tamam Minta Mahasiswa Al-Khairat Jadi Pengendali Revolusi Industri

Bupati Pamekasan Baddrut Tamam menyampaikan orasi bertajuk "Generasi Muda Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045" di Kampus IAI Al-Khairat Pamekasan, Sabtu, 30 Nopember 2019 (santrinews.com/istimewa)

Pamekasan – Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mendorong mahasiswa agar meningkatkan budaya literasi, sehingga tercipta kelompok elit intelektual yang berkualitas dan siap menghadapi perubahan sangat cepat di era revolusi industri 4.0 ini.

“Sebab revolusi industri 4.0 ini mampu mengubah dengan cepat berbagai dimensi kehidupan kita, baik bidang pendidikan, politik, ekonomi dan budaya kita,” kata Baddrut Tamam di auditorium kampus IAI Al-Khairat Pamekasan, Sabtu, 30 Nopember 2019.

Baddrut hadir sebagai pembicara kunci di acara “Sosialisasi Peningkatan Kesadaran Politik Masyarakat Dalam Rangka Membangun Budaya Demokrasi Bagi Generasi Milenial” tersebut.

Baca juga: Demi Pamekasan Hebat, Bupati Baddrut Tamam Galakkan Shalawat

Di acara yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Pamekasan itu, Baddrut Tamam menyampaikan orasi bertajuk “Generasi Muda Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045”.

“Arus gelombang revolusi industri 4.0 jauh lebih cepat dibandingkan era revolusi industri pertama. Maka dari itu, perlu ada upaya dan antisipasi, agar bisa mengikuti perubahan yang ada,” kata Baddrut.

Menurut Baddrut, dampak dari revolusi industri salah satunya adalah keterbukaan informasi dan teknologi semakin luas, dan hanya generasi milenial yang memiliki bekal dan wawasan kuat dan ilmu pengetahuan yang cukup yang mampu merespon dengan perubahan yang terjadi dengan cepat itu.

“Mahasiswa sebagai kelompok elit intelektual, harus mampu merespon itu semua, sehingga bisa menjadi pengendali, bukan malah dikendalikan oleh keadaan,” kata mantan anggota DPRD Jatim dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Menurut Baddrut, perguruan Tinggi yang berbasis di pondok pesantren seperti IAI Al-Khairat, memiliki bekal yang cukup untuk merespon keadaan yang berubah dengan sangat cepat ini.

“Siapa yang bisa respon (dampak dari revolusi industri) dengan cepat dan mengantisipasi? Ya mahasiswa-mahasiswi IAI Al-Khairat ini,” tegasnya.

Baca juga: Dua Jam Galang Dana untuk Rohingya, Santri Bata-Bata Sukses Kumpulkan Rp11 Juta

Sebab, kata Baddrut, mahasiswa dari perguruan tinggi berbasis pesantren selain memiliki wawasan akademik yang memadai, juga berbekal ilmu agama yang cukup dan bisa menjadi kontrol, bahkan ‘pengarah’ dalam kehidupan sehari-hari.

Selain Baddrut, hadir dua pembicara lainnya Ismail A Rahiem (politikus Partai Gerindra Pamekasan) dan Ismail (Partai Demorat Pamekasan).

Kepala Bakesbangpol Pamekasan Imam Rifadi menjelaskan, sosialisasi ini bertujuan mengoptimalkan kesadaran terhadap nilai-nilai politik dalam berdemokrasi, meningkatkan kemampuan, kemandirian, serta kedewasaan dalam upaya meningkatkan partisipasi politik.

“Sebab, dengan pemahaman yang baik dan benar, diharapkan generasi muda dan mahasiswa kita bisa melek politik,” ujarnya.

Rektor IAI Al-Khairat Pamekasan Abd Muin berharap sosialisasi ini bisa mewujudkan dan kesadaran berdemokrasi dalam kehidupan bernegara, setelah mahasiswa menerima materi tentang wawasan politik dan kaitannya dengan era saat ini. (red/rus)

Terkait

AKHBAR Lainnya

SantriNews Network