Bupati Baddrut Fasilitasi Napi Pamekasan Keterampilan Usaha

Pamekasan – Bupati Pamekasan Baddrut Tamam menyatakan siap bekerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pamekasan untuk memberikan keterampilan usaha bagi para narapidana (napi).
Bupati Baddrut mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan memiliki program wirausaha baru (WUB) dengan target 10.000 pengusaha baru selama kepemimpinannya.
Program itu menfasilitasi masyarakat untuk mengikuti pelatihan usaha gratis, bantuan alat produksi, pinjaman modal dengan bunga satu persen, hingga fasilitasi pemasaran.
Menurutnya, program itu sebagai upaya meningkatkan ekonomi masyarakat dengan membekali keterampilan usaha sesuai dengan keinginannya. Seperti pelatihan sevice motor, membuat kripik, memproduksi sandal dan sepatu, serta paket pelatihan lainnya sesuai pilihan.
“Beberapa program prioritas yang apabila dikerjasamakan dengan Lapas ini, saya kira akan menjadi bagian dari sukses bersama. Di bidang ekonomi, kita memiliki program sapu tangan biru (sepuluh ribu pengusaha baru),” kata Baddrut saat acara Panen Raya Produk Unggulan di Lapas Kelas II A Pamekasan beberapa waktu lalu.
Menurut dia, Lapas yang melakukan pembinaan, membangun mental baru, dan membangun komitmen memberikan kesadaran baru terhadap para napi itu sangat cocok apabila ada kerja sama dengan Pemkab Pamekasan untuk memberikan keterampilan usaha melalui program WUB tersebut.
“Kalau orang lapar itu cenderung tidak berpikir rasional, maka mendorong kemandirian ekonomi setelah dari Lapas ini punya keahlian tertentu, saya kira semakin baik,” tandasnya.
Bupati Baddrut tidak menampik jika Lapas Kelas II A dan Lapas Narkotika Pamekasan telah banyak memberikan pelatihan dan kegiatan lain yang bersifat keterampilan dan penguatan spiritual kepada para napi. Namun, langkah kerja sama itu merupakan inovasi dalam menambah keterampilan lain.
“Terima kasih apabila dalam waktu dekat kita tidak usah MoU (memorandum of understanding), langsung perjanjian kerja sama saja. Langsung berapa orang yang mau dilatih, pengennya apa, misalnya ada 10 paket pelatihan mau diletakkan di Lapas, silahkan. Misalnya pelatihan buat sepatu batik, dan lain-lain,” tegasnya.
Ia menyebut, Lapas merupakan tempat pendidikan terakhir, harapannya setelah lulus dari lembaga tersebut mempunyai moralitas bagus, integritas, spiritualitas bagus, serta memiliki sumber daya manusia dengan keterampilan ekonomi yang bagus.
“Kalau itu cara yang kita lakukan baik perlu kita tingkatkan lagi, dalam rangka meningkatkan itu saya senang jika kita kerja sama bareng-bareng untuk bisa mendorong bagaimana semua keahlian yang diinginkan bisa terfasilitasi,” pungkasnya. (rus/red)