LPBINU Bakal Gelar Rakornas, Bahas Isu Ekologi Spiritual

LPBINU (santrinews.com/istimewa)

Jakarta – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dengan tema Ekologi Spiritual: Upaya Merawat Jagat Membangun Peradaban pada Jumat-Ahad, 2-4 Juni 2023 nanti.

Ketua Panitia Maskut Candranegara mengatakan, tema ini merupakan gabungan dari tema besar PBNU setelah 1 abad dan hasil rumusan R20. Di antara amanat yang dituangkan adalah spiritual ekologi.

“Para Agama dan Rohaniawan mulai muncul kesadaran untuk menjaga lingkungan dan perubahan karena tidak cukup diserahkan kepada pemerintah dan para aktivis lingkungan. Ini salah satu amanat Ketua Umum PBNU saat silaturahmi sehingga jadi PR untuk kita membumikan tema ini,” kata Maskut.

Maskut menuturkan, Rakornas ini digelar untuk menyelaraskan model penanganan bencana di lingkungan NU dari mulai relawan, kebutuhan relawan, pembuatan dapur umum, dan pembangunan hunian sementara (Huntara).

“Itu harus kita petakan dan siapkan itu cabang-cabang memiliki pengalaman cukup panjang dan harus kita ajak,” ujar Maskut.

Maskut mengungkapkan, salah satu pembahasan dalam Rakornas LPBINU adalah gerakan NU Peduli. Gerakan ini berbeda dengan NU-Care Lazisnu. Gerakan ini akan dikomandoi salah satu Ketua Tanfidziyah PBNU. Ini yang akan jadi leading sektor.

“Kewenangan koordinator pelaksana itu tetap di LPBINU namun dinaungi oleh salah satu ketua PBNU. Kami juga tetap menjalin kerjasama dengan Banser, Fatayat, Muslimat, dan  lembaga-lembaga di bawah lingkungan Nahdlatul Ulama. Bentuk rumusannya seperti? Kita aka bikin SOP,” jelasnya.

Rakornas akan dihadiri Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Pengurus Lazisnu PBNU, Kementerian Sosial, BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK), 24 Pengurus Wilayah NU dan Pengurus Cabang NU di sejumlah daerah.

“Untuk PCNU tidak semua akan diundang. Ada pemetaan zona seperti DKI Jakarta akan mengundang semua cabang karena DKI punya potensi bencana kebakaran. Di Jawa Barat ada sejumlah cabang seperti Garut, Cianjur, Sukabumi. Di Banten dan Jawa Tengah serta Jawa Timur yang memiliki potensi erupsi, banjir akan kita undang,” paparnya.

Dijelaskan, Rakornas akan berlangsung selama tiga hari, panitia menyiapkan sejumlah agenda. Tanggal 2 Juni 2023 diselenggarakan FGD melibatkan Badan Otonom NU dan sejumlah lembaga seperti LP Ma’arif NU dan RMI NU. “Kita ingin berdiskusi dalam hal itu pada hari pertama sebelum pembukaan Rakornas,” jelasnya.

Kemudian, dilanjurkab seminar yang akan menghadirkan pakar lingkungan dari Perancis, Kementerian Sosial, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia membahas perubahan iklim yang menjadi isu global.

Rakornas juga membahas program-program kerja untuk 5 tahun ke depan. Termasuk di sidang komisi membahas tata tertib organisasi, pedoman administrasi, tata kelola keuangan dan rekomendasi. (nu/red)

Terkait

NASIONAL Lainnya

SantriNews Network