TNI, Polri bersama Gempar Sumenep Diskusi Kebangsaan dan Radikalisme

Seluruh peserta diskusi saat menyanyikan lagu Indonesia Raya (santrinews.com/bahri)
Sumenep – TNI-Polri dan mahasiswa di Sumenep, Madura Jawa Timur (Jatim) gelar diskusi bersama tentang gerakan dan bahaya radikalisme yang bisa meruntuhkan keutuhan, persatuan serta keharmonisan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Diskusi kebangsaa itu bertema “Pemuda Sumenep merawat Pancasila, jangan biarakan radikalisme menggeroggoti keutuhan bangsa”, bertempat di Kafe Classic 2, Dusun Toros, Babbalan, Kecamatan Batuan, Sumenep, Rabu 8 Maret 2023.
Acara ini diisi oleh Danramil Batang-Batang Kapten Infantri MY Irawan, mewakili Kodim Sumenep, Kapolres Sumenep AKBP Edo Satya Kentriko, dan Koordinator Merah Putih Institute Jawa Timur Sutriyadi.
Seluruh pemateri menerangkan tentang sejarah radikalisme, penyebab kelahiran radikalisme, kasus gerakan radikalisme di berbagai dunia dan di Indonesia, dan cara menecegah gerakan ekstrem radikal.
Menurut Kapten Infantri MY Irawan, Pancasila merupakan penangkal utama dalam memendung dan menghilangkan gerakan radikal di Indonesia. “Pancasila ada banyak butir yang mesti kita amalkan, bukan hanya dibaca atau dihafal,” katanya.
Hal senada disampaikan AKBP Edo Satya Kentriko. Ia dengan tegas mengatakana bahwa gerakan radikal paling ampuh dicegah lewat nilai-nilai kebangsaan dan kecintaan terhadap negara, hal itu terkandung dalam Pancasila.
“Gerakan radikal di Indonesia ini bermula dari Sara, makanya kita harus jaga ketertiban, kalau ada yang ricuh atau rusuh antar golongan, mereka (kaum ekstremis) senang karena mereka berpikir bahwa kerusuhan itu adalah tempat mereka melakukan teror,” ungkapnya.
Sementara Ketua Gempar Nor, menjelaskan bagaimana pemuda mesti terus memupuk pengetahuan tentang bela negara dan berbangsa yang benar.
Menurutnya, kini para pemuda, terutama di Sumenep lebih banyak tertarik berdiskusi tentang jihad agama dibanding berdiskusi masalah kebangsaan. “Kita ke depan harus lebih banyak lagi mensosialisasikan diskusi-diskusi soal kebangsaan ini,” pungkasnya. (ari)