Mafia Pupuk yang Buron di Sumenep Diduga Perangkat Desa

Barang bukti pupuk bersubsidi yang hendak diselundupkan oleh W diamankan Polres Sumenep (santrinews.com/mahrus)

Sumenep – Mafia Pupuk inisial W di Sumenep diduga merupakan salah satu perangkat desa  di Kecamatan Bluto. Statusnya kini masih ditetapkan sebagai buronan oleh Polres Sumenep.

Berdasar Informasi yang dihimpun Santrinews dari beberapa narasumber, disebutkan bahwa W tengah menjabat sebagai sekretaris desa.

Kendati demikian, pihak kepolisian belum membuka segala informasi mengenai pelaku yang hendak menyelundupkan 18 ton pupuk bersubsidi dari Kabupaten Sumenep ke luar daerah itu.

Pihak kepolisian hanya menyebut bahwa W adalah seorang pengusaha. Keterangan disandarkan dari penjelasan dua pelaku inisial IH dan H, keduanya berperan sebagai supir truk pengangkut untuk menjual pupuk ke luar daerah Sumenep.

Santrinews kembali mencoba memastikan informasi statsu W kepada pihak kepolisian sebagai lembaga penegak hukum. Kendati demikian, upaya itu belum mendapat respon dari Kasubag Humas Polres Sumenep AKP Widiarti.

Informasi lain yang masih janggal yakni mengenai asal usul pupuk yang akan diselundupkan tersebut. Koordinator distributor pupuk Kecamatan Bluto H Parto mengatakan, ia belum bisa memberikan keterangan lebih jelas.

Pasalnya, ia mengaku juga masih bingung mengenai informasi yang diberikan kepolisian dan yang diberitakan oleh Media Mainstream. “Ini masih ngambang, maaf saya tidak bisa memberikan keterangan dan apa yang mesti dilakukan. Karena belum ada kejelasan pupuk itu dari mana, kalau memang dari kios (yang dibawahi) akan saya tindak tegas, tidak ada ampun,” urainya kepada Santrinews saat dikonfirmasi secara online, pada Sabtu 18 Maret 2023.

Penting diketahui, petani pada saat masa tanam di Sumenep setiap tahun sering mengalami kesulitan untuk mendapat pupuk. Kelangkaan itu dikatakan karena distribusi dari provinsi yang tidak memenuhi kuato permintaan dari Kabupaten Sumenep.

Kasus mafia pupuk Sumenep ini, kata H Parto, bisa membuat kepercayaan pabrik terhadap distributor akan berkurang dan bisa berakibat kuota permintaan semakin diperkecil lagi.

“Kami itu bersama dinas sudah berupaya bagaimana pupuk untuk petani terpenuhi, tapi akibat ulah segelintir orang seperti ini bisa dikurangi lagi nanti, padahal kemarin distribusi dari gudang sudah bisa dibilang cukup dibanding tahun-tahun sebelumnya,” pungkasnya. (rus/ari/red)

Terkait

AKHBAR Lainnya

SantriNews Network