Lirik Lagu Qasidah Nahdliyah 1 Abad NU karya KH Afifuddin Muhajir

Lagu Qasidah 1 Abad NU karya KH Afifudin Muhajir (santrinews.com/istimewa)
Lagu Qasidah Nahdliyah 1 Abad NU merupakan karya KH Afifudin Muhajir. Lagu tersebut secara resmi telah tayang melalui kanal Youtube TVNU (Televisi Nahdlatul Ulama).
Sejumlah nama ikut andil dalam pembuatan lagu ini. Di bagian Executif Producer ada KH Yahya Cholil Staquf, H Saifullah Yusuf, H Yaqut Cholil Qoumas, dan H Rahmat Hidayat Pulunga. Sedangkan di bagian Producer dipimpin Ayi Fahmi.
Lagu Qasidah Nahdliyah 1 Abad NU ini dinyanyikan oleh Anisa Rahman, Najih Fikriyah, Belia, Lathoiful Ihsan, dan Sastro Adi.
Sejak diupload dan tayang pada Jumat, 3 Februari 2023, lagu ini telah mendapatkan kurang lebih 13 ribu kali ditonton, dan 1,6 ribu like atau suka bahkan terus bertambah. Ratusan komentar dari netizen memadati video tersebut.

Secara mendasar, lagu ini dikhususkan sebagai refleksi dalam memperingati usia Nahdlatul Ulama (NU) yang tengah memasuki usia 100 tahun atau 1 abad.
Lirik lagu yang ditulis KH Afifudin Muhajir ini menggambarkan keagungan organisasi NU. Dalam untaian bait qasidahnya, menjunjung tinggi sosok yang telah memperjuangkan NU. Yakni Syaikhona Kholil Bangkalan, KH Hasyim Asy’ari, dan KH As’ad Syamsul Arifin. Dimana ketiga kiai tersebut menjadi saksi agung dalam sejarah berdirinya NU.
Selain kilas balik kesejarahan, lagu ini juga mencerminkan eksistensi NU sebagai rumah ilmu pengetahuan Islam di tanah air. Penjaga aqidah Ahlussunnah Waljamaah, dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Di akhir lirik dituliskan, sungguh Nahdlatul Ulama telah menapaki puncak kejayaan dalam seratus tahun. Wahai kebangkitan dunia, bangkitlah untuk menghadapi tantangan zaman.

Lirik Lagu Qasidah Nahdliyah 1 Abad NU
karya: KH KH Afifuddin Muhajir
بِنَهْضَةِ العُلَمَا اَنْهِضْ عَزَائِمَنَا : نَرْعَى بِهَا الْمَجْدَ وَالْإِسْلَامَ وَالْوَطَنَا
“Dengan Nahdlatul Ulama, kita bangkitkan tekad # Melalui Nahdlatul Ulama kami menjaga kemulian, Islam dan tanah air.
جَمْعِيَّةٌ أَسَّسَتْهَا خَيْرُ كَوْكَبَةٍ : كَأَنَّهَا البَرْقُ فِي الظَّلْمَاءِ حِيْنَ سَنَا

“Nahdlatul Ulama didirikan bintang-bintang ulama terbaik # Nahdlatul Ulama seperti kilat di kegelapan”
لَقَدْ بَنَى حَضْرَةُ الشَّيْخِ الْأَسَاسَ لَهَا: أَيْ هَاشِمٌ أَشعَرِي أَعْظِمْ بِهِ مِنَنَا
“Hadlratus Syaikh meletakkan pondasi Nahdlatul Ulama # Yaitu Hasyim Asy’ari yang sosoknya merupakan anugerah luar biasa!”
مِنْ شَيْخِنَا أَيْ خَلِيْلٍ فِي إِشَارَتِهِ : قُطْبِ الْوِلَايَةِ مَنْ رَبَّى مَشَايِخَنَا

“Melaui isyarat Syaikhona Kholil # seorang wali qutub yang mendidik ulama-ulama kami”
فِي كُلِّ أَرْجَاءِ أَرْضٍ يَنْزِلُوْنَ بِهَا : كَانُوْا عَلَى كُلِّ بَحْرِ الْفِتْنَةِ السُّفُنَا
“Mereka tersebar di seluruh penjuru bumi # Mereka laksana bahtera dalam mengarungi lautan fitnah”
إِلَيْهِ أَرْسَلَ يَوْمًا سُبْحَةً وَعَصَا : مِنْ شَيْخِنَا أَسْعَدٍ يَا بَهْجَةَ الْفُطَنَا

“Suatu hari Syaikhona Khalil mengirimkan tasbih dan tongkat kepada Hadlratus Syaikh Hasyim Asy’ari # melalui Syaikh As’ad, kebanggaan para cerdik-pandai”
وَقَدْ تَلاَ آيَةً في هَاشِمٍ فَبَكَى : بُكَاءَ مَنْ سُرَّ فِيْمَا قَدْ رَجَاهُ دَنَا
“Syaikh As’ad membacakan ayat (al-Qur’an) kepada Hadlratus Syaikh Hasyim, dan Syaikh Hasyim menangis # tangis bahagia karena apa yang diharapkannya akan terwujud dengan segera”
وَقَالَ أَسْعَدُ يَا قَهَّارُ مُرْتَجِفَا : وَقَالَ أَسْعَدُ يَا جَبَّارُ مُؤْتَمِنَا

“Syaikh As’ad memaba Yâ Qohhâr dengan gemetar # dan mengucapkan Yâ Jabbâr dengan keyakinan tak tergoyahkan”
عَبْدُ الْوَهَّابِ لَنَا شَيْخٌ وَقُدْوَتُنَا : وَبَعْدَهُ شَيْخُنَا بِشْرِى مُعَلِّمُنَا
“Syaikh Abdul Wahab (Hasbullah) adalah syaikh dan panutan kami, dan setelahnya adalah Syaikh Bisri (Syansuri), guru kami”
أُوْلَئِكَ الْعُلَمَاءُ الأَوْلِيَاءُ لَهُمْ : فَضْلٌ وَسَبْقٌ وَإِحْسَانٌ لِنَهْضَتِنَا

“Mereka adalah para ulama dan wali-wali Allah # yang memiliki kelebihan, persembahan dan kebaikan untuk memajukan jam’iyah kami”
صَانَتْ عَقِيْدَةَ أَهْلِ السُّنَّةِ الكُرَمَا : مِنْ كُلِّ زَيْغٍ غَوِيٍّ يَبْعَثُ الفِتَنَا
“Nahdlatul Ulama menjaga akidah Ahli Sunnah yang mulia # dari setiap penyimpangan yang menimbulkan fitnah”
تَصُوْنُ وَحْدَةَ إِنْدُونِيْسِيَا أَبَدَا : مِنِ افْتِرَاقٍ كَرُوحٍ صَانَتِ البَدَنَا

“Selamanya Nahdlatul Ulama menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia # dari perpecahan, seperti ruh memelihara raga”
لَقَد بَلَغْتِ سَنَامَ الْعِزِّ فِي مِئَةٍ : سِنِيْنَ يَا نَهْضَةَ الدُّنْيَا انْهَضِي زَمَنَا
“Sungguh, Nahdlatul Ulama telah menapaki puncak kejayaan dalam seratus # tahun, wahai kebangkitan dunia, bangkitlah untuk menghadapi tantangan zaman”. (qi/red)