Pemilu 2024
Berlatar Aktivis dan Advokat, Mbak Nung Mantap Nyaleg dari PKB

Nur Jannah (santrinews.com/bahri)
Sumenep – Sebagai sebuah negara yang berkomitmen untuk mencapai kesetaraan gender, Indonesia perlu memastikan bahwa suara dan kepentingan perempuan terwakili secara adil di dalam parlemen. Keterwakilan 30% perempuan di parlemen masih ironi, bahkan perempuan kerap dipandang sebelah mata.
Demikian pandangan disampaikan Nur Jannah kepada Santrinews, usai mengikuti penjaringan Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumenep, di Aula Gus Dur Jl Imam Bonjol, Pamolokan Kota Sumenep, Ahad 19 Februari 2023, pekan lalu.
“Keterwakilan perempuan di Parlemen masih kurang, kita perempuan mesti terus memperjuangkan aspirasi kita untuk benar-benar mendapat perlakuan setara. Kita juga memiliki kemerdekaan dalam berpendapat,” ujarnya.
Mbak Nung atau Mbak Nur, sapaan akrab Nur Jannah, menjelaskan, keterwakilan perempuan yang cukup di parlemen dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama perempuan.
Perempuan yang terwakili di parlemen dapat memperjuangkan kebijakan yang mengakomodasi kepentingan dan hak-hak perempuan, seperti kebijakan perlindungan konsumen. Perlindungan perempuan dan anak, dan perlakuan hukum terhadap perempuan di Pengadilan.
Selain itu, sambungnya, keterwakilan perempuan di parlemen juga dapat mempengaruhi kualitas pembuatan kebijakan. Banyak studi menunjukkan bahwa perempuan di parlemen cenderung lebih berfokus pada kebijakan sosial, kesehatan dan pendidikan, yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
“Oleh karena itu, keterwakilan perempuan di parlemen perlu didukung semua pihak utamanya warga Nahdiyin yang melahirkan PKB, baik itu struktural maupun kultural. Muslimat NU, Fatayat hingga IPPNU lebih realistis jika dukungan kepada Caleg Perempuan, khususnya Caleg dari PKB,” ujarnya.
Ia menegaskan, seluruh kader NU bisa bersinergi dalam mengembangkan SDM Aswaja, dan memperjuangkan hak-hak perempuan.
“Jika dukungan dari kaum hawa terhadap Caleg perempuan dapat terwujud maka tantangan perempuan untuk duduk di Parlemen relatif kecil,” pungkasnya.
Mbak Nung adalah mantan aktivis yang kini aktif sebagai salah satu advokat perempuan yang ada di Sumenep. (ari)